BROMO
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung berapi aktif di Propinsi Jawa Timur dan masuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penduduk di sekitar Gunung Bromo (Suku Tengger) yang mayoritas beragama Hindu, Gunung Bromo dianggap sebagai Gunung Suci. Gunung Bromo berada di wilayah 4 kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
Sesuai perkembangannya dari tahun ke tahun, Gunung Bromo menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang selalu ingin dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara jika datang ke Propinsi Jawa Timur. Untuk menuju Kawasan Bromo kita bisa menggunakan kendaraan jeep/ hardtop atau jika ingin lebih menguji adrenalin, kita bisa menggunakan motor jenis trail. Kedua kendaraan inilah yang disarankan karena sesuai dengan medan berat tanjakan, bebatuan, pasir dan genangan air yang ada dikawasan Bromo.
Menuju Ke Bromo ?
Untuk bisa menuju ke Kawasan Gunung Bromo kita dapat memilih dari beberapa jalur pintu masuk. Jika datang dari kota Malang dan Batu kita bisa menuju Bromo melalui jalur Tumpang lalu kearah Pronojiwo. Atau bisa juga melalui jalur Nongkojajar. Akan tetapi jalur Nongkojajar memiliki kekurangan karena akses jalan yang sempit dan rusak. Jalur berikutnya adalah melalui pintu barat dari arah Pasuruan. Masuk dari daerah Tosari. Untuk kendaraan yang datang dari arah Nongkojajar dan Tosari akan berhenti di Wonokitri untuk berganti kendaraan menggunakan Jeep. Atau jika kita datang dari arah Probolinggo, kita bisa melalui jalur Tongas, menuju Desa Sukapura untuk parkir kebanyakan kendaraan wisata atau menuju Desa Cemoro Lawang yang terdapat banyak penginapan.
Bagi para pengguna motor Trail disarankan melalui jalur Tumpang. Jalur ini adalah jalur favorit para trail mania karena menyuguhkan sensasi lintasan jalan yg cocok bagi mereka. Melewati desa Ngadas dan juga nantinya akan melewati kawasan air terjun Coban Pelangi.
Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika ke Bromo ?
Bagi para pengunjung Bromo diwajibkan mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Karena cuaca dan suhu yang dingin, pengunjung disarankan menggunakan pakaian yang sesuai, nyaman dan tentunya hangat. Kupluk, syal dan penutup telinga mungkin juga bisa dipakai jika memang tidak terlalu kuat dengan suhu dingin. Membawa obat-obatan pribadi yang juga diperlukan untuk para pengunjung yang mungkin mempunyai riwayat penyakit yang tidak biasa disuhu dingin.
Spot terbaik di gunung Bromo?
Beberapa spot terbaik yang dimiliki Gunung Bromo antara lain spot untuk menyaksikan matahari terbit bisa kita lihat melalui Puncak Penanjakan, Bukit Cinta, dan Bukit Kingkong. Keindahan panorama matahari terbit terbaik akan didapatkan jika cuaca alam mendukung. Karena biasanya pada musim penghujan, akan jarang terlihat matahari terbit karena kabut tebal. Akan tetapi kita tetap bisa menikmati indahnya pesona alam Bromo meski adanya kabut dengan berswafoto yang berlatar belakang Gunung Bromo.
Ada lagi beberapa spot yang harus kita explore saat mengunjungi Bromo. Pasir berbisik misalnya. Pasir berbisik ini sebutan untuk kaldera pasir hasil dari letusan gunung Bromo. Lautan pasir ini juga merupakan tempat berswafoto yang keren.
Ditengah lautan pasir ini juga terdapat sebuah Pura yang menjadi tempat pemujaan/ persembahyangan masyarakat Tengger beragama Hindu. Pura ini disebut Pura Luhur Poten Gunung Bromo.
Dan tempat paling menantang yang tidak boleh dilewatkan adalah menuju Kawah Gunung Bromo. Mengapa dikatakan menantang? Karena untuk bisa menuju Kawah Gunung Bromo, kita harus berjalan sejauh kira-kira 2 kilometer dengan kemiringan 45 derajat dan harus menaiki tangga menuju kawah yang berjumlah sekitar 250 anak tangga. Sudah tentu akan menguras tenaga. Akan tetapi jika merasa tidak kuat berjalan kaki, ada fasilitas kuda untuk bisa mempermudah menuju kawah Gunung Bromo. Tentunya dengan harga sewa yang bisa dibilang lumayan mahal, kisaran harga 120.000-150.000 rupiah. Sesampainya di atas lelahnya perjalanan menuju kawah akan terbayarkan dengan pemandangan eksotis kawah yang mengepulkan asap.
Tempat terakhir yang tidak boleh terlewatkan saat mengunjungi kawasan Bromo adalah hamparan padang rumput hijau yang lebih dikenal dengan nama Padang Savana/ Sabana atau Bukit Teletubbies. Dinamakan bukit teletubbies dikarenakan bentuknya mirip dengan bukit hijau yang ada di film anak-anak yaitu “Teletubbies”. Bukit Teletubbies ini biasa dijadikan tempat untuk para fotografer untuk mendalami ilmu fotografinya juga cocok untuk foto prewedding para calon pengantin karena memang bukit teletubbies menghadirkan suasana alam yang indah dan tenang.
Suku Asli Gunung Bromo?
Suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu dan tinggal disekitar Gunung Bromo mempunyai upacara adat yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang diberi nama Yadnya Kasada atau Upacara Kasodo. Upacara Kasodo ini bertempat di Pura Luhur Poten dan dilanjutkan menuju Kawah Gunung Bromo. Upacara ini biasanya dilaksanakan saat bulan purnama pada tanggal 14 atau 15 bulan kesepuluh (kasodo) penaggalan Jawa. Upacara Kasodo juga mampu menarik wisatawan lokal dan manca untuk menyaksikan upacara tersebut karena memang upacara tersebut terbuka untuk umum.
Event apa saja yang sering diadakan di Bromo?
Jazz Gunung Bromo
Ada apalagi di Bromo?? Salah satunya adalah event music jazz tahunan bertaraf internasional yang sangat apik pengemasannya yaitu Jazz Gunung Bromo. Event music Jazz terbuka yang diadakan di Amphiteater Jiwa Jawa dengan menghadirkan para musisi jazz nasional maupun musisi internasional. Jazz Gunung Bromo dihadirkan untuk semakin mengangkat pariwisata di Gunung Bromo.