Dampak Covid-19 ( Virus Corona) Terhadap Industri Pariwisata Indonesia
Tahun 2019 ini adalah tahun yang sangat berat bagi kami dan juga industri pariwisata di dunia termasuk pariwisata di indonesia. Tahun ini tahun dimana sebuah virus bernama COVID-19 (Corona Virus Desease 19) menyerang hampir seluruh isi bumi tanpa terkecuali. Virus covid-19 ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga menyerang perekenomian di dunia dengan segala permasalahan yang timbul akibat efek berantai yang diakibatkannya.
Di industri pariwisata indonesia, virus ini mulai memberikan dampak pada awal tahun 2020 yang mana banyak wisatawan membatalkan rencana perjalanannya terutama wisatawan mancanegara yang berasal dari negeri china dimana negara ini adalah asal muasal virus ini pertama kali terjadi. Bagi kami pelaku pariwisata hal ini adalah pukulan yang sangat telak yang mengakibatkan kami harus merumahkan hampir 90% karyawan kami yang sangat menggantungkan hidupnya kepada kami. Tetapi kami juga harus realistis dengan keadaan yang terjadi karena kami sudah merasakan dampak virus ini dari januari akhir tahun ini yang mana sejak saat itu kami berusaha bertahan dengan kedaan yang ada dan berharap corona tidak menyerang pariwisata indonesia sepenuhnya.
Dan pada suatu titik di akhir bulan maret 2020 kami sudah tidak sanggup menahan kerugian sebesar itu sehingga kami memutuskan merumahkan 90% karyawan kami. Hal ini adalah keputusan sangat sulit dari sisi kemanusiaan tetapi kami harus realistis dengan kondisi yang terjadi yang dimana kami sudah merasakan dampal awal virus ini dari awal tahun. Sekarang ini kami hanya berharap perekonomian di indonesia terutama perekonomian pariwisata di indonesia segera pulih dan berjalan normal kembali meskipun kami tidak yakin normalisasi keadaan ini akan berjalan dengan cepat dan singkat. Tetapi kami pelaku pariwisata di indonesia harus optimis keadaan seperti ini segera cepat berakhir karena hampir 50 juta penduduk indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor ekonomi pariwisata. Kenapa 50 juta penduduk? Ya karena efek berantai ini mengakibatkan banyak sektor lumpuh seperti :
Biro Perjalanan Wisata
Biro perjalanan Wisata adalah salah satu sektor yang terdampak langsung akibat virus corona ini yang mana banyak pembatalan rencana perjalanan wisata yang sudah diagendakan jauh hari sebelumnya, akhirnya dibatalkan karena adanya virus ini. Presentase pembatalan yang diakibatkan virus ini hampir menyentuh angka 100% yang mengakibatkan banyak biro perjalanan wisata juga seakan akan mati sepenuhnya dalam hal perekenomian dan terpaksa merumahkan keseluruhan karyawannya karena masih banyak beban juga yang harus ditanggung dari pembatalan rencana perjalananan yang diakibatkan dan juga masih banyak faktor finansial lain yang ditimbulkan akibat covid-19.
Hotel
Hotel menjadi sektor yang paling parah juga dihantam oleh pandemi virus covid-19 ini yang mana banyak hotel yang mengandalkan pendapatan dari kerjasama dengan biro perjalanan wisata. Dengan tidak adanya dukungan dari biro perjalanan wisata, hotel seakan akan lumpuh dari aktivitas pemesanan yang memberi sumbangan pendapatan hotel sebesar 60%. Sekarang ini banyak hotel yang sudah merumahkan hampir 99% karyawan tanpa gaji dan menutup operasional hotel sepenuhnya untuk memotong kerugian yang lebih banyak lagi akibat tidak adanya pemasukan dan tingkat okupansi hotel yang rendah dan tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima. Bahkan di kota kota besar yang tingkat pendapatannya hanya mengandalkan sektor pariwisata banyak isu yang berkembang banyak hotel yang dijual.Sekarang ini bagi pemilik hotel atau investor hotel hanya berharap perekonomian di dunia dapat segera pulih dengan cepat.
Restoran/Rumah Makan Wisata
Restoran juga terkena imbas dari pandemi covid-19 ini yang mana banyak restoran yang terpaksa menutup operasional karena tidak adanya pembeli yang berkunjung akibat ditutupnya tempat tempat wisata di daerah masing masing. Dengan tidak adanya dukungan dari biro perjalanan dan tempat wisata banyak restoran yang berpikiran realistis untuk menutup restoran miliknya. Sebagai contoh banyak restoran wisata di Bali yaitu tepatnya di kawasan pantai jimbaran , pantai kedongangan menutup restoran milik mereka karena tidak adanya wisatawan yang berkunjung ke Bali baik itu wisatawan lokal dan mancanegara. Ini sebenarnya pilihan yang sangat realistis karena dengan ditutupnya tempat wisata di bali berarti juga tidak akan adanya wisatawan yang akan datang berkunjung baik itu lokal maupun mancanegara. Tidak hanya di bali, di Kota pariwisata seperti Malang, Yogyakarta juga banyak restoran melakukan hal serupa sehingga pemilik restoran juga merumahkan semua karyawannya.
Pusat Oleh-Oleh
Pusat oleh oleh juga terkena dampak langsung virus corona ini karena dengan ditutupnya tempat wisata di daerah daerah mengakibatkan tidak adanya wisatawan yang datang sehingga mengakibatkan pusat oleh oleh juga banyak yang tutup dan merumahkan karyawannya. Seperti contoh di Bali yaitu Krisna pusat oleh oleh khas bali yang terpaksa menutup semua outlet miliknya dan merumahkan hampir 80% karyawannya.Hal ini terjadi karena tidak ada wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung di bali, sedangkan hampir 70% customer krisna ooleh oleh adalah wisatawan lokal yang mana kita tau sendiri sekarang di indonesia sedanga ada pembatasan perjalanan dalam bentuk apapun. Pusat oleh oleh juga memegang peranan bagi UMKM yang mensuplai barang yang dijual oleh pusat oleh oleh. Karena itu dengan ditutupnya pusat oleh oleh , UMKM juga merasakan dampaknya juga dan menjadi faktor kerugian yang sangat beruntun bagi pihak UMKM dan beberapa vendor yang bekerja sama dengan pusat oleh oleh.
Rental Mobil/Bus/Hiace/Elf
Rental mobil menjadi pihak yang juga sangat terpukul karena kejadian ini ,karena sudah banyak pihak penyewa mobil dan biro perjalanan wisata yang membatalkan semua agenda perjalanannya presentasi pembatalan sampai saat ini-Juni 2020 sudah mencapai 100%. Hal ini tidak bisa dihindari karena banyak masyarakat yang juga takut akan penularan virus ini. Berkaca dari kejadian yang sedang terjadi banyak pengusaha rental mobil dan biro perjalanan wisata yang sedang kesusahan untuk membayar cicilan kendaraan yang masih tetap jalan sampai saat ini, meskipun kemarin sempat bapak presiden memberikan angin segar dengan program relaksasi kredit yang menurut kami juga tidak mungkin terjadi.
Karyawan Di Dunia Pariwisata
Yang terakhir dari pembahasan kami adalah karyawan yang berhubungan langsung dengan dunia pariwisata seperti karyawan travel agent,karyawan hotel,karyawan restoran,karyawan pusat oleh oleh,karyawan rental mobil,sopir,tour leader(TL),tour guide(TG) yang semuanya menggantungkan hidupnya kepada usaha usaha yang berhubungan langsung dengan industri pariwisata. Sekarang sudah berapa juta karyawan pariwisata yang sudah dirumahkan? Menurut data yang kami peroleh dari sumber valid yang tidak mau disebutkan namanya angka karyawan yang sudah dirumahkan dari sektor pariwisata sebesar 20 juta jiwa. Sungguh angka yang sangat miris ketika hal ini kurang diperhatikan oleh pemerintah dan hal ini mungkin diluar prediksi dari kementrian tenaga kerja.
Sekarang kami hanya bisa berharap keadaan ekonomi industri pariwisata segera pulih dan segera membaik dan wabah covid-19 ini segera berakhir. Akhir kata dari kami pelaku pariwisata di indonesia pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada pelaku pariwisata di indonesia yang sekarang ini sedang dalam keadaan mati suri. Industri Pariwisata adalah penyumbang devisa terbesar kedua di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kami harap akan tetap menjadi penyumbang devisa terbesar sampai kapanpun. Semoga kami para pelaku pariwisata dapat tegar menghadapi musibah yang melanda seluruh dunia ini. Salam Pariwisata Indonesia.